
Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan sindikat hoax dan ujaran kebencian Suku Agama Ras dan Antargolongan (SARA) di media sosial, Saracen, sebagai hal yang sangat mengerikan. Maka dia memerintahkan aparat penegak hukum untuk mengusut tuntas sampai ke akar akar nya dan juga yang memesan dan membiayai Saracen.
"Saya sudah memberi perintah kepada Kapolri, untuk diusut tuntas bukan hanya Saracen-nya saja, namun siapa yang pesan siapa yang bayar, mesti diusut tuntas," ucap Jokowi saat di Lapangan Silang Monas, Jakarta Pusat, Pada Hari Minggu (27/8/2017).
Bukan cuma yang berada di organisasi Saracen, tetapi pemesan jasa Saracen juga harus diungkap. Menurut Jokowi, media sosial memang dapat merusak jika digunakan sebagai sarana fitnah, seperti yang dilakukan Saracen.
"Individu saja sangat merusak jika informasinya itu tidak benar, bohong, apalagi fitnah. Apalagi yang terorganisasi. Ini sangat mengerikan sekali. apabila dibiarkan akan mengerikan," ucap Jokowi.
Kabag Mitra Divisi Humas Polri, Kombes Awi Setiyono, menjelaskan gambaran bisnis sindikat Saracen. Ucap Awi, ada beberapa paket yang disediakan oleh pelaku kepada pemesan. Tetapi total uang yang mesti dibayar kepada pelaku biasanya berkisar di angka Rp 72 juta.
Dari Rp 72 juta itu, uang yang digunakan untuk membuat situs seharga Rp 15 juta. Para buzzer yang beroperasi di media sosial dengan sebaran-sebaran konten SARA biasa dihargai Rp 45 juta untuk 15 orang dalam satu kali proyek.
"Di sana tertulis proposal untuk pembuat web, dia patok harga Rp 15 juta. Kemudian untuk membuat buzzer sekitar 15 orang dikenakan biaya sebulan sebesar Rp 45 juta," jelas Awi di Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Pada Hari Jumat (25/8).
Domino QQ | Domino 99 | Capsa Susun | Adu Q | Sakong Online | Bandar Poker | Bandar Q | Poker Online



ConversionConversion EmoticonEmoticon