Jakarta - Tersebar sangat viral sindikat penyebaran isu SARA dan Hate Speech alias ujaran kebencian di sosial media (SOSMED) tetang pemberitaan dari media mainstream pun tidak berhenti begitu saja untuk menyorot kasus ini. Sorotan masyarakat kepada kasus ini tidak mungkin bisa dibendung.

Karena beberapa bulan yang lalu ini, bahkan hampir genap setahun, masyarakat Indonesia terutama warga DKI di serang denga Isu-Isu SARA dalam pilkada DKI Jakarta. Indonesia dengan Kepemimpinan Presiden Joko Widodo, tidak lepas dari isu tentang PKI dan ujaran kebencian yang disematkan kepada dirinya.
Banyak yang bilang kalau Jokowi itu orang asing, PKI, dan seterusnya. Ini merupakan fitnah yang sangat keji dan tak seharusnya. Presiden ke-7 RI sekarang ini yaitu seorang Presiden yang mempunyai rapor terbaik, dari sebelumnya. Inda merupakaan sebuah fakta.
Lihat Saja pembangunan yang terjadi di Indonesia. Dengan Kreatif Jokowi membantai Prabowo yang sempat mengatakan ada nya kecurangan di Pilpres 2014 yang dikerjakan dengan terstruktur, sistematis dan masif. Prabowo sempat bilang jika ia tersakiti dengan hasil Pilpres tersebut, ia merasa di curangi secara 3 elemen tersebut
Lagian sih,. Data yang diambil salah, lalu merasa dirinya menang karena data yang salah ! Delusional Tingkat tinggi Prabowo membawa dirinya terjatuh sangat dalam.Tetapi Jokowi seakan mengabaikan Prabowo, ia mengerjakan pembangunan secara merata di Indonesia secara testruktur, sistematis, dan masif. Tuh kan reseh sih, mending sakit biasa daripada sakitnya pakai banget.
Apa yang paling menyakiti daripada menggunakan strategi lawan, untuk menjatuhkan lawan? Inilah yang dilakukan pak presiden. Pembagunan yang TSM! Lalu..apakah yang di lakukan prabowo berhenti sampai di kekalahan pilpres 2014? TIdak !
Dengan semangat delusional yang sangat berbahaya, pada tahun 2016 ia mendukung Anies Sandi sebagai calon gubernur DKI Jakarta. Dengan beking dari partai PKS dan Gerindra, dan juga bantuan Rizieq Shihab yang pada saat itu adalah sosok ulama yang sangat disanjung-sanjung oleh para laskar Anies Sandi berhasil memenangkan pilkada DKI Jakarta.
Tidak berhenti sampai disitu saja, status Ahok yang sudah dijadikan tersangka, pada akhirnya harus terus diusut oleh pihak pengadilan dengan hakim ketua yang (katanya) mulia. Pilkada DKI 2017 dimenangkan Anies Sandi, justru membuat ketakutan tehadap pihak Anies Sandi. Terlihat sekali dari wajah Anies saat berkunjung ke kantor gubernur, Balai Kota DKI Jakarta.
Melihat sistem yang sangat terstruktur, sistematis, dan masif yang dikerjakan oleh Ahok, membuat wajahnya terlihat muram. Entah apa yang membuat ia muram. Apakah karena ketatnya pengawasan e-Budgeting dalam menerbitkan anggaran belanja? Atau apa? Saya tidak akan Memprediksi lebih jauh lagi.

Kepuasan para pembenci Ahok ada di puncaknya ketika Ahok divonis 2 tahun penjara. Sri Rahayu Ningsih merupakan salah satu orang yang paling gembira akan hal ini. Orang ini membeberkan bukti yang begitu terbuka di akun Facebook yang tidak dibuat private. Saracen jelas-jelas mendukung Anies Sandi dan menghancurkan Ahok Djarot dengan isu SARA. Bayangkan, struktur organisasinya saja dipimpin oleh Eggi Sudjana dan Mayjen purnawirawan. Ini masalah ‘keberpihakan’.

Tidaklah berlebihan apabila kita berkesimpulan jika kain yang menutup kepalanya, sebenarnya digunakan untuk menutup kotornya dan gelapnya otak orang ini.
Sebenarnya, ia hanyalah salah satu dari banyak pentolan di Saracen. Lebih jauh lagi, Saracen cuma satu dari banyak sindikat yang masih belum terbongkar. Jadi tugas polisi sangat berat dalam menyelesaikan hingga tuntas. Doakan polisi, doakan pemerintah, dan doakan Jokowi yang sampai saat ini masih terus bekerja keras untuk kemajuan Indonesia.
Foto-foto dari akun ini masih dapat diakses secara public membuktikan bahwa ternyata selama ini Saracen ada di belakang kemenangan Anies, dan kekalahan Ahok. Isu-isu SARA dan ujaran kebencian pun masih dapat kita lihat di dalam profile facebook dari Sri Rahayu Ningsih. Saya tidak akan membeberkan akunnya Facebook nya di sini. Jujur saja, hal ini sangat najis untuk artikel saya jika saya membeberkan akun si tersangka penyebar kebencian ini.

Hingga saat ini belum ada pemberitaan dari pihak kepolisian jika tim Anies Sandi menggunakan jasa ini atau tidak. hingga sekarang, belum ada pemberitaan kalau Saracen dibayar oleh Anies Sandi atau partai-partainya. Mungkin saja Saracen adalah relawan yang tidak dibayar.
Tetapi dengan ditangkapnya Saracen dengan modus ‘penjual jasa’, mungkinkah memang benar bahwa ada politikus yang membeli jasa mereka? Semua ini masih belum bisa di pastikan. Ini masalah apa, saudara-saudara? Ya betul! Ini masalah ke-ber-pi-hak-an.
Betul kan yang saya katakan?
Domino QQ | Domino 99 | Capsa Susun | Adu Q | Sakong Online | Bandar Poker | Bandar Q | Poker Online
ConversionConversion EmoticonEmoticon