Habib Rizieq : Yang Tidak Setuju Maka adalah PKI

SEKINI.BLOGSPOT.COM


Jakarta - Gerakan 30 September 1965 menjadi momen tragedi di Indonesia. Tujuh jenderal yang diculik dan dibunuh dengan sangat kejam oleh pasukan Cakrabirawa yang digerakkan oleh Partai Komunis Indonesia (PKI). Supaya sejarah kelam itu tak terulang, massa dari Presidium Alumni 212 dan organisasi lainnya menggelar aksi.

Mereka menggelar aksi pada hari Jumat (29/9/2017) di depan gedung DPR, Senayan, Jakarta Pusat. Aksi ini akan mengangkat dua isu, yaitu tolak Perppu 2/2017 tentang Organisasi Kemasyarakatan (Ormas) dan penolakan terhadap kebangkitan PKI.

Massa memadati jalanan menuju gedung DPR. Mereka juga menggelar salat Jumat berjemaah samapai berada di luar gerbang. Sehabis salat, orasi disampaikan oleh pimpinan aksi 299, salah satunya ustaz Jafar Sidik.

"Ayo saudara-saudara kita nyanyikan lagu 'Garuda Pancasila' karena kita itu bukan antipancasila, justru orang PKI yang antipancasila," ucap Jafar dari atas mobil komando.

Massa pun kemudian menyanyikan Garuda Pancasila bersama-sama. Lagu itu dinyanyikan dua kali. Orasi kemudian dilanjutkan oleh Mantan Ketua MPR Amien Rais yang ikut serta dalam Aksi 299 di depan gedung DPR, Jakarta. Dia sempat orasi dan meminta Perppu 2/2017 tentang Ormas ditolak.

"Keputusan kita ada dua yaitu agar Perppu yang isinya kebencian tidak disahkan dan ditolak. Saya mengatakan Jika ada ujaran kebencian, Perppu yang kita lawan itu Perppu kebencian, di mana sejak dari sananya komunisme selalu biadab, bengis, dan brutal," Ucap Amien di lokasi, Jalan Gatot Subroto, Jakarta, pada hari Jumat (29/9/2017).

Amin mengatakan pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wapres Jusuf Kalla memberi angin kepada kebangkitan PKI. Dia meminta pemerintah tak melakukan diskriminasi kepada ulama.

"Masalahnya pemerintah sekarang memberikan angin kuat untuk membangkitkan PKI. Dan kami mengingatkan Pak Presiden agar adil, umat Islam jangan didiskriminasi. Jika nonmuslim dilindungi tapi umat Islam langsung dihakimi," ucapnya.

Setelah berpidato, perwakilan massa Aksi 299 menemui pimpinan DPR di gedung Nusantara III. Mereka menyerahkan petisi dari 1.000 ormas yang menolak Perppu 2/2017.

"Kami serahkan petisi dari 1.000 ormas tanda tangan dan stempel untuk menolak Perppu Ormas," ucap Ketua Presidium Alumni 212 Slamet Maarif di gedung DPR, Jakarta, Pada hari jumat (29/9/2017).

Permintaan kedua, massa Aksi 299 meminta pemerintah bersikap tegas pada upaya pembangkitan PKI. Menurutnya, pemerintah harus mewaspadai kebangkitan PKI.

Pidato semakin memanas ketika Imam Besar FPI Habib Rizieq Syihab ikut bersuara. Dari Arab Saudi, Habib Rizieq meminta supaya negara dibersihkan dari PKI. Menurutnya, indikasi kebangkitan PKI terlihat. Jika ada pihak yang menyangkal hal itu, maka dia berpotensi terkait dengan PKI.

"PKI telah dibubarkan secara konstitusional karena itu tidak ada alasan bagi siapa pejabat di sini untuk membangkitkan PKI. Bersihkan DPR dari PKI, bersihkan unsur-unsur negara dari PKI. Hei para pejuang Islam Kalian menjadi pejuang konstitusi
Kita harus tetap berjalan dalam konstitusi," Ucap Habib Rizieq melalui sambungan telepon.

Menanggapi tuntutan massa, pimpinan DPR menemui mereka yang berada di depan gerbang gedung DPR. Wakil Ketua DPR Agus Hermanto menyatakan setuju menolak kebangkitan PKI karena bertentangan dengan ideologi Pancasila.

"Kami setuju menolak kebangkitan Partai Komunis Indonesia, mengenai komunisme dari aspek-aspek paham ini sangat bertentangan dengan ideologi Pancasila. Tap MPRS Nomor 25/1996 masih berlaku dan belum dicabut dan tidak akan dicabut," Ucap Agus di lokasi, Jalan Gatot Subroto, Senayan, Jakarta.

Massa Aksi 299 mulai membubarkan diri dari depan gedung DPR, Jakarta pada Jam 17.07 WIB. Kapolda Metro Jaya Irjen Azis mengaku bersyukur aksi berjalan tertib.

"Unjuk rasa dari berbagai elemen masyarakat sejak Jam 08.00 WIB sampai pukul 17.00 WIB ini alhamdulillah berjalan lancar dan tertib," Ucap Idham di pos pengamanan aksi, kompleks DPR.

Kembali ke isu bangkitnya PKI, Presiden Joko Widodo sebelumnya telah menegaskan tak ada tempat/ruang untuk komunisme di Indonesia. Selain itu, Jokowi juga mempertanyakan desas-desus kebangkitan komunisme di Indonesia.

"Saya mau bicara mengenai masalah yang berkaitan dengan PKI. Karena sekarang ini banyak isu bahwa PKI bangkit, komunis bangkit. Pertanyaannya, di mana? Di mana? Karena jelas, susah jelas, di konstitusi kita jelas, ada TAP MPR Jika komunisme dilarang di negara kita Indonesia. Jadi, kalau bisa tunjukkan pada kita, tunjukkan pada saya, saya akan gebuk langsung dia langsung!" Ucap Jokowi di hadapan para mahasiswa dan warga Muhammadiyah di Kampus Universitas Muhammadiyah Malang, Jawa Timur, Pada Hari Sabtu (3/6/2017).

Previous
Next Post »
Image and video hosting by TinyPic